A. PENGERTIAN
ROTASI
Apabila anda akan mempelajari pengertian
sebuah rotasi, terlebih dahulu Anda perlu mengetahui sudut berarah dan sudut antara
dua garis.
Definisi
5.1
![]() |
Contoh 5.1
Diberikan ∠ABC, seperti pada gambar 5.1, apabila kaki awalnya Anda
tetapkan sinar
dan kaki akhirnya sinar
maka Anda akan mendapatkan sudut berarah ABC,
yang dinotasikan ⦨ABC.
Sementara itu, apabila ditetapkan kaki awalnya sinar
dan kaki akhirnya
,
maka anda mendapatkan sudut berarah CBA, yang notasinya ⦨CBA.




Jelas
bahwa ⦨ABC ≠ ⦨CBA.
![]() |
Gambar 5.1

Bukti :
Karena orientasi ganda ( B, A, C )
ini bisa positif atau negatif, maka Anda tinjau apabila:
1)
Orientasi
ganda ( B, A, C ) positif, akibatnya m(⦨ABC)= m(⦨ABC). Jika orientasi ganda ( B, A, C ) positif maka
orientasi ganda ( B, C, A ) negatif, akibatnya m(⦨CBA) = − m(⦨ABC). Jadi m(⦨ABC) = − m(⦨CBA).
2)
Orientasi ganda ( B, A, C ) negatif,
akibatnya m(⦨ABC) = − m(⦨ABC). Jika orientasi ganda ( B, A, C ) negaif, maka
orientasi ganda ( B, C, A ) positif. Akibatnya − m( ⦨CBA) = m( ⦨ABC). Jadi m(⦨ABC) = − m(⦨CBA).
Definisi
5.2
![]() |
|

− m( ∠ABC ) jika orientasi ganda ( B, A, C ) negatif
Definisi
5.3
![]() |
Definisi
5.4
![]() |
![]() |
|||
![]() |
|||
Teorema 5.2
![]() |
Bukti :
Ada 4 kasus, yaitu: 1) P,Q ∊ s, 2) P ∊ s, Q, ∉ s, 3) P ∉ s, Q ∊ s atau 4) P ∉ s, Q ∉ s. Untuk kasus P ∊ s, Q ∉ s, atau P ∉ s, Q ∊ s, pembuktian serupa maka dianggap kasus serupa. Sehingga hanya ada tiga
kasus, yaitu :
1)
P, Q ∊ s,
2)
Salah satu dari P atau Q ∊ s, dan
3)
P ∉ s, Q ∉ s
Untuk kasus P, Q ∊ s

![]() |
||||||
![]() |
||||||
|
Untuk kasus P ∉ s, Q ∊ s
Misal P´ = µs(P), maka m(⦨PAQ) = m(∠ QAP´). Misal P″ = µt(P´) dan B ∊ t maka m(⦨P´AB) = m(∠BAP″). Misalkan (µt◦µs)(Q) = µt[µs(Q)] = µt (Q)=Q″ maka m(⦨QAB) = m(∠BAQ″).
m(Q″AP″) = m(⦨Q″AB) – m(∠BAQ″)
= m(⦨BAQ) – m(⦨P″AB)
= m(⦨P´AQ)
= m(⦨QAP)
Jadi m(⦨PAQ) = m(⦨P″AQ″)

|
Untuk kasus P ∉ s, Q ∉ s
Misal P´ = µs(P), Q´ = µs(Q), P″ = µt(P´), dan Q″ =
µt(Q´). Maka m(⦨PAQ) = m(⦨BAQ) – m(⦨BAP),
dengan B ∉ s.
m(⦨PAQ) = m(⦨Q’AB) – m(⦨P’AB)
= m(⦨Q’AP’)
= m(⦨CAP’) –
m(CAQ’), C ∊ t
= m(⦨P”AC) – m(⦨Q”AC)
= m(⦨P”AQ”)
Jadi, m(⦨PAP”) = m(⦨QAQ”).
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa :
m(⦨PAP”) = m(⦨QAQ”), jika P” = (µt ◦ µs)(P) dan Q” = (µt ◦ µs)(Q)

B.
ROTASI
SEBAGAI SATUAN TRANSFORMASI
Teorema 5.3
![]() |
Teorema 5.4
![]() |
Teorema 5.5
![]() |
Bukti :
Ambil sebarang pencerinan µt dan µs. Keadaan t dan s dapat t//s atau t memotong
s. Untuk t//s maka µt ◦ µs suatu translasi. Untuk t
memotong s maka µt ◦ µs suatu rotasi. Jadi,
komposisi dua pencerminan pada garis adaah suatu rotasi atau suatu translasi.

Bukti :
Karena setiap rotasi dapat ditulis sebagai
komposisi dua pencerminan dengan sumbu cermin tidak sejajar dan karena
komposisi dua pencerminan adalah suatu isometri (sebab pencerminan pada garis
suatu isometri). Akibatnya, setiap rotasi merupakan isometri. Untuk menunjukkan
bahwa rotasi adalah isometri langsung, ambil ρA,φ = µt ◦ µs dan ganda tiga (B,
C, D) berorientasi positif maka oleh µs ganda tiga (B, C, D) berorientasi negatif (sebab µs orientasi lawan). Akibatnya ganda tiga (B, C, D) oleh µt ◦ µs berorientasi positif. Jadi, µt ◦ µs tidak mengubah orientasi ganda tiga (B, C,
D. Dengan demikian, µt ◦ µs suatu isometri
langsung. Jadi, rotasi ρA,φ juga suatu isometri
langsung.

Bukti :
Misalkan m(∠AOP) = α.
Karena ρO,φ(P) = P’, maka m(∠POP’)=φ dan m(∠AOP’)=α
+ φ.
![]() |
|||
|
x = OP cos α dan y = OP sin α
sedangkan
x’ = OP
cos (α + φ ) = OP (cos α cos φ – sin α sin φ )
= (OP
cos α) cos φ –
(OP sin α) sin φ
= x
cos φ –
y sin φ
y’ = OP
sin (α + φ ) = OP (sin α cos φ + cos α sin φ )
= (OP
sin α) cos φ +
(OP cos α) sin φ
= y
cos φ +
x sin φ
Atau kalau ditulis secara matriks, didapat :


Bukti :
Perhatikan Gambar 5.11. Sistem koordinat diubah
menjadi
A
dengan aturan : x =
+ a dan y =
+ b sehingga :




P(
) = (x – a, y – b) dan

P’(
) = x’ – a, y’ – b)

Gunakan Teorema 5.7 pada
sistem
A
didapat :



Gunakan sistem xOy, maka didapat :

![]() |
|||
|

Bukti :
Ambil garis s dan t pada V sehingga t ∩ s = {A}
dan sudut dari s ke t adalah
φ maka berdasarkan Teorema 5.4
didapat bahwa ρA,φ = µt ◦ µs dan sudut dari t ke
s adalah
φ. Karena
=
=
◦
= µt ◦ µs =
, sebab
{A} = s ∩ t dan sudut dari t ke s adalah
φ.








-
Asiah Hanifatul
Huda (1710631050049)
-
Dias Ayu Larasati (1710631050061)
-
Nadhira Syahla Kamila (1710631050124)
-
Nurul Fatimah (1710631050133)
-
Shelly Fitri Andini (1710631050156)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar